ANALISIS TEMA KHUSUS LONGFORM SP2020
Sensus Penduduk 2020 dan Pandemi COVID-19: Sebuah Perspektif Sosial Demografi
Kondisi Ekonomi dan Demografi Masyarakat Perbatasan diÂ
Era Pandemi Covid-19:
Kasus Entikong, Kalimantan BaratÂ

Working Paper #07
KONDISI EKONOMI DAN SOSIAL DEMOGRAFI MASYARAKAT PERBATASAN DI ERA PANDEMI COVID-19: KASUS ENTIKONG, KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Bayu Setiawan, Muhammad Soekarni, Sandy Nur Ikfal Raharjo, Fikri Muslim, Idha Sahara, dan Yogo Aryo Jatmiko
Abstrak. Pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak Maret 2020 diyakini berimbas pada komponen dinamika kependudukan di Indonesia, termasuk wilayah perbatasan Kecamatan Entikong, Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Tebedu, Serawak, Malaysia. Pandemi tersebut memberikan berbagai konsekuensi terhadap aktivitas perlintasan batas, baik orang maupun barang. Tulisan ini bertujuan untuk: (1) menganalisis hubungan pandemi COVID-19 dengan aktivitas mobilitas penduduk (migrasi lintas batas) di wilayah perbatasan Entikong; (2) mengkaji dampak mobilitas terhadap kondisi sosial-demografi, ekonomi, dan Kesehatan; serta (3) mendalami strategi perbaikan tata kelola mobilitas penduduk dalam rangka penanggulangan pandemi COVID-19, berikut adaptasi yang dilakukan pekerja migran dan masyarakat adat di wilayah perbatasan Entikong. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam, pengamatan langsung, workshop, diskusi kelompok terpumpun, dan kajian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur sosial-demografi paling menonjol di Entikong adalah migrasi lintas batas yang meningkatkan kerawanan penyebaran COVID-19 antarnegara. Hal tersebut sejalan dengan temuan dampak pandemi COVID-19 terhadap bidang Kesehatan, dimana kasus terkonfirmasi positif COVID-19 didominasi oleh klaster instansi vertikal, yaitu orang-orang yang bekerja di Pos Lintas Batas Negara yang sehari-hari berinteraksi dengan para migran. Dari sisi sosial-budaya, pandemi COVID-19 berdampak pada penurunan pelintas batas WNI yang melalui PLBN Entikong serta terganggunya kegiatan pendidikan, peribadatan, dan pelaksanaan upacara Gawai. Di sisi lain, pandemi telah meningkatkan empati masyarakat untuk bergotong royong membantu sesama, serta menghidupkan kembali upacara adat tolak bala. Dari sisi ekonomi, pembatasan aktivitas di PLBN Entikong maupun Pos Lintas Batas Tradisional menyebabkan terhentinya kesempatan bagi calon PMI untuk masuk ke Malaysia, serta terhambatnya warga Entikong untuk menjual hasil pertanian mereka dan membeli barang kebutuhan sehari-hari yang lebih murah di Pasar Malaysia. Dari sisi pertahanankeamanan, pandemi COVID-19 tidak menghentikan berbagai kejahatan transnasional seperti penyelundupan barang-barang kebutuhan harian secara ilegal, narkoba, hingga senjata api. Untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19-19 dari aktivitas migrasi lintas batas, pemerintah Kalimantan Barat telah membentuk Satgas Penanganan COVID-19 di Perbatasan Negara yang mengatur prosedur kepulangan para pekerja migran dari Malaysia secara ketat. Sementara untuk mengatasi dampak pandemic COVID-19, masyarakat Entikong menjalankan beberapa Langkah adaptasi berupa pelaksanaan upacara tolak bala (lockdown lokal) dan gotong royong untuk membantu saudara yang kesusahan, pemanfaatan bantuan sosial dari pemerintah, kembali berkebun untuk hidup sehari-hari, serta beralih ke mata pencaharian lain seperti menjadi pendulang emas tradisional.
Kata Kunci: Entikong, Migrasi Lintas Batas, Mobilitas Penduduk, Perbatasan, dan Pandemi COVID-19.
Day 1 : Persiapan dan Kedatangan di Pontianak, Kalimantan Barat
Dengan adanya pemberlakuan PPKM di Indonesia, maka urusan bepergian dengan penerbangan tentunya menjadi hal yang berbeda dari biasanya, kalau dulu untuk terbang ke wilayah lain cukup dengan hasil negatif Antigen, tapi sekarang wajib dengan PCR. Selain itu pastikan Laboratorium tempat PCR kita sudah terdaftar di (New All Record) NAR Kemenkes (lihat daftar lab disini), kenapa? karena dengan melakukan PCR di tempat yang terdaftar maka hasil PCR kita akan diinput di NAR yang kemudian hasilnya muncul di dalam aplikasi PeduliLindungi di smartphone kita.Â
Hal ini sebenarnya tidak berpengaruh, karena tujuan kami adalah Entikong yaitu suatu kecamatan yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia, yang berada di Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar). Provinsi Kalbar merupakan provinsi yang mensyaratkan hasil negatif PCR untuk orang yang berkunjung ke provinsi tersebut disaat provinsi lain cukup dengan membawa hasil negatif antigen.
Saya melakukan tes PCR di Lab. Bumame di Jakarta dan Alhamdulillah hasilnya negatif. Setelah lama tidak bepergian keluar kota terutama sejak diberlakukannya PPKM di Jawa-Bali sejak awal Juli 2021 dan sekarang harus bepergian selama 12 hari, tentunya kegiatan packing adalah hal yang melelahkan apalagi di masa pendemi saat ini, banyak barang bawaan yang dulu tidak pernah terpikir untuk dibawa seperti Masker, Handsanitizer, Vitamin dan Obat2an serta perlengkapan pribadi lainnya yang dulu sepertinya tidak perlu dibawa (handuk, sajadah dll).Â